Sekolah Dasar Islam (SDI) As Shofa, Pekanbaru, Riau tahun ini menerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 2017. Penghargaan itu diterima langsung Kepala SDI As Shofa, Kamil Malano, yang didampingi Waka P2MS  Isra Hayati, S. Pt,di Jakarta, Kamis 21 Desember 2017.

Melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (4/1) Kamil Malano mengatakan penghargaan Adiwiyata Nasional ini tidak pernah terwujud tanpa adanya perubahan sikap dari semua warga sekolah.  Maka yang pertama disiapkan adalah perubahan sikap dan mental.

‘’Lingkungan berubah menjadi bersih,  hijau, dan berbunga karena perubahan sikap warga sekolah tersebut. Ikan ikan di kolam hidup dan berkembang biak karena dijaga dan dirawat.  Tanaman bunga, berbunga karena dicintai yang menanamnya,’’ jelas Kamil.

Ia menceritakan, persiapan yang pertama kali adalah sosialisasi tentang apa yang dimaksud Adiwiyata dan apa saja kriteria penilaian Adiwiyata ke dewan guru, peserta didik, orang tua peserta didik, pengurus kantin, dan warung jujur (Warjur), dan seluruh warga sekolah lainnya.

‘’Setelah sosialisasi baru dimulai dengan persiapan lingkungan yang bersih dan rindang dengan gerakan menanam pohon dan bunga serta perbaikan dan penambahan kolam ikan, pemanfaatan air wudhu, pembuatan tempat kompos, dan pembuatan pupuk kompos, lubang biopori, dan kegiatan pemanfaatan barang bekas seperti botol dan kaleng bekas untuk tempat bunga dan aneka kerajinan tangan lainnya,’’ paparnya.

Setelah sarana prasarana mendukung dalam tahap proses penyelesaian baru portofolio Adiwiyata disiapkan dan khusus untuk portofolio ini dibentuk tim khusus. Sedangkan yang bekerja disemua kegiatan Adiwiyata seluruh warga sekolah.

Kamil melakukan kolaborasi kepada seluruh komponen sekolah karena masing-masing memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga lingkungan sekolah agar tercipta suasa aman dan nyaman untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang berdiri sejak 1991.

‘’Yang terlibat di Adiwiyata selain delapan orang yang bertanggung jawab di empat poin Adiwiyata, semua guru bertanggung jawab terhadap semua Pokja yang ditugaskan kepada mereka,’’ katanya.

Kamil mengatakan semua warga sekolah, yayasan,  pimpinan, guru, siswa  karyawan, orang tua siswa, masyarakar,  petugas taman, cleaning servis dan satpam terlibat langsung sampai kepada pelibatan dunia usaha dalam Adiwiyata ini.

‘’Peserta didik, orang tua peserta didik, karyawan kantin, Warjur, pihak keamanan sekolah,  dan penjaga sekolah dilibatkan. Selain itu Tim Adiwiyata SD Islam As-Shofa selalu dibimbing oleh SDN 148 Pekanbaru, dan kunjungan ke beberapa sekolah yang sudah mendapat Adiwiyata baik di tingkat provinsi maupun nasional. Kami juga menjalin kerjasama dengan Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau,’’ paparnya.

Kamil dan seluruh jajarannya merasa bersyukur atas prestasi dan pencapaian yang luar biasa di tahun 2017 ini. Bulan lalu sekolah yang beralamat di Jl Tuanku Tambusai Ujung/ Jl As-shofa Pekanbaru, meraih Juara III Komponen Pembelajaran Sekolah Budaya Mutu Tingkat Nasional 2017 kategori Sekolah Swasta Rintisan PPK.

Adiwiyata adalah anugerah sekolah yang berwawasan lingkungan. Penilannya sangat komplit,  mulai visi, misi sekolah harus ada wawasan cinta lingkungan, dalam proses belajar mengajar harus ada,  masuk kurikulum,  sosialisasi sekolah pada semua warga sekolah managemen sekolah dan penataan lingkungan sendiri.

‘’Taman terbuka,  pemanfaatan air,  listrik,  kolam ikan,  biopori,  pengelolaan sampah,  pendayagunaan sampah,  bahan daur ulang,  hidroponik,  apotek hidup,  pembibitan tanaman,’’ jelas Kamil.

Kamil menceritakan lika-liku dalam mengelola sekolah yang berwawasan Adiwiyata. Sebenarnya, kata Kamil yang sudah lebih dari dua dekade mengabdi di perguruan As Shofa tidak ada kendala yang berarti.  ‘’Cuma kita harus sabar.  Perubahan sikap warga sekolah butuh waktu lama dan berproses,’’ ujarnya.

Adapun kendala lainnya bagaimana menyatukan semua guru dalam mendukung program Adiwiyata masih setengah hati hal ini dilihat dari kurang peduli terhadap kebersihan dan kerapian kelas, sehingga berdampak terhadap kepedulian siswa dalam kebersihan dan kerapian kelas dan lingkungan sekolah. ‘’Tapi berkat pendekatan persuasif dan tindakan tegas terhadap guru dan siswa yang kurang peduli kebersihan dan keindahan lingkungan masalah ini bisa diminimalkan,’’katanya.

Kamil berharap setelah meraih Adiwiyata Nasional adalah Adiwiyata Mandiri.  Namun semua penghargaan pemerintah hanyalah pemanis dan pengembira.  Target sebenarnya adalah Sikap semua warga sekolah terhadap lingkungan harus baik.  ‘’Dan lingungan ini bila baik memberikan kenikmatan untuk relaksasi bagi manusianya.  Ini yang paling penting.’’

Target ke depan,  SD Islam As-Shofa Pekanbaru menjadi sekolah yang mampu mempertahankan dan selalu menerapkan prinsip-prinsip Adiwiyata dan menularkan sikap peduli lingkungan ini kepada sekolah-sekolah lainnya supaya bumi ini menjadi hijau dan bersih. ‘’Kita akan berusaha untuk menjadi Adiwiyata Mandiri, sekolah model percontohan Adiwiyata di Indonesia bahkan di dunia.

 

Sumber : https://www.republika.co.id